Mengekplorasi Komet dan Asteroid
Pada 12 November 2014, sejarah baru ekplorasi ruang angkasa dibuat
dengan mendaratnya pertama kali pesawat ruang angkasa buatan manusia
pada sebuah komet. Setelah mengejar selama 10 tahun, pesawat ruang
angkasa Badan Antariksa Eropa, Rosetta berhasil mendekati komet 67P /
Churyumov-Gerasimenko, dan mengirim pendarat Philae turun ke
permukaannya, di mana ia akan mulai perjalanan ilmiahnya.
Pendaratan bersejarah ini melengkapi sebuah peristiwa "sekali seumur hidup", yaitu ketika, pada bulan Oktober 2014, beberapa misi Mars dan Hubble Space Telescope menangkap gambar spektakuler komet C/2013 A1 Siding Spring melakukan pendekatan yang sangat dekat dengan Planet Merah, jauh lebih dekat daripada komet-komet lain yang dikenal telah melintasi dari Mars atau Bumi.
Tubuh kecil seperti komet dan asteroid adalah "kapsul waktu" yang berisi informasi tentang sejarah tata surya kita, membuat mereka target yang sangat menarik untuk dipelajari oleh para ilmuwan. Misi seperti Rosetta membantu kemampuan pesawat antariksa lainnya untuk lebih banyak menempatkan pendarat-pendarat (landers) ke obyek-obyek antariksa yang berada dalam jangkauan (terutama mereka yang melakukan perjalanan dekat dengan Bumi) untuk membuka kemungkinan baru bagi eksplorasi. Seiring rencana NASA ke depan untuk mengirim beberapa misi robot dan manusia selama dekade berikutnya yang akan mengumpulkan sampel dari asteroid, NASA akan membangun pesawat berdasarkan apa yang kita pelajari dari misi seperti Rosetta untuk lebih memajukan kemampuan yang dibutuhkan untuk bernavigasi di seluruh objek, memetakannya dan langsung berinteraksi dengan permukaan mereka, dan mempelajarinya secara mendalam.
Komet dan asteroid adalah puing-puing yang tersisa dari pembentukan planet-planet dan bulan-bulan. Obyek angkasa kecil ini mengorbit matahari bersama dengan semua obyek-obyek lainnya dalam tata surya. Komet terletak di Sabuk Kuiper dan Awan Oort, daerah terluar dari sistem surya. Kebanyakan asteroid terletak di sabuk antara Mars dan Jupiter. Kadang-kadang gangguan gravitasi menyebabkan komet dan asteroid mengubah jalur orbit mereka, kadang-kadang membawa mereka dekat ke sebuah planet. Sebuah objek dikatakan sebagai obyek dekat Bumi (Near Earth Object disingkat NEO) adalah obyek yang berada dalam 50 juta kilometer dari planet kita.
Kawah-kawah dampak di permukaan planet dan bulan di tata surya merupakan bukti dari sejarah panjang dampak dengan asteroid dan komet. Untuk satu miliar tahun pertama keberadaan bumi, dampak komet dan asteroid membuat permukaan bumi terlalu panas untuk memungkinkan adanya jumlah yang cukup dari molekul air dan molekul berbasis karbon untuk kehidupan. Kehidupan di Bumi dimulai pada akhir periode ini, sekitar 3,8 miliar tahun lalu.
Dengan mengamati, melacak dan mengkarakterisasi NEOs para ilmuwan dapat mempelajari lebih lanjut tentang komposisi mereka. Penelitian lebih lanjut dari benda-benda ini bisa membantu menentukan bagaimana blok bangunan kehidupan, dan kehidupan itu sendiri, berawal di Bumi.
Asteroid dan komet yang melintas dekat dengan Bumi menjadi minat khusus bagi para ilmuwan karena mereka memegang petunjuk asal-usul kehidupan di Bumi. Benda-benda ini adalah target yang mungkin untuk misi pesawat ruang angkasa.
Tiga misi baru akan kembali dan membawa sampel asteroid ke Bumi untuk dipelajari di masa depan. Akhir tahun ini, Japan Aerospace Exploration Agency (JAXA) akan meluncurkan misi robot Hayabusa-2, yang akan mengumpulkan sampel dari asteroid 1999JU3 tahun 2018 dan membawanya ke Bumi pada tahun 2020. Misi ini dibangun berdasar warisan misi Hayabusa pertama, yang mengeksplorasi asteroid Itokawa dan kembali dengan membawa sampel ke bumi pada tahun 2010 dan menghasilkan penemuan yang luarbiasa bahwa air di bumi memang berasal dari asteroid.
Pada tahun 2016 NASA akan meluncurkan robot yang akan mengambil sampel di asteroid dan membawanya kembali, bernama Origins-Spectral Interpretation-Resource Identification-Security-Regolith Explorer (OSIRIS-Rex). Misi ini akan bertemu dengan asteroid 1999 RQ36, juga dikenal sebagai "Bennu," di tahun 2019, mengambil sampel dan membawa mereka kembali ke bumi, tiba di tahun 2023. tujuan utama untuk misi ini termasuk untuk menemukan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan dasar tentang komposisi sangat awal tata surya dan sumber bahan organik dan air yang membuat kehidupan di Bumi menjadi mungkin.
Hayabusa-2 dan OSIRIS-Rex dapat membantu NASA untuk memilih target dari misi menangkap dan mengarahkan sebuah asteroid untuk pertama kalinya. Misi NASA Asteroid Redirect Mission (ARM) di tahun 2020 ini akan membantu NASA menguji teknologi baru yang diperlukan untuk misi manusia ke Mars di masa depan. Untuk misi ARM, NASA berencana untuk meluncurkan pesawat ruang angkasa robot untuk pertemuan pertama dengan asteroid dekat Bumi. Badan ini sekarang menitik beratkan pada dua konsep apa yang akan dilakukan pesawat ruang angkasa tersebut. Pertama adalah menangkap sebuah asteroid kecil yang berukuran sekitar 5-10 meter,dengan menggunakan mekanisme tiup, dan yang kedua adalah mengambil batu yang berukuran sekitar 2- 5 meter dari asteroid yang lebih besar menggunakan lengan robot. Pesawat ruang angkasa ini akan menggunakan pendorong lembut sistem propulsi listrik tenaga surya dan medan gravitasi Bumi dan Bulan untuk mengarahkan asteroid ke orbit stabil sekitar Bulan, di mana astronot akan mengeksplorasinya di pertengahan 2020-an-, dan kemudian kembali ke Bumi dengan sampel.
Para ilmuwan yang mempelajari sampel dari asteroid dan komet yang sudah ada di Bumi terus membuat penemuan yang menarik, seperti pendeteksian kemungkinan partikel antar bintang dalam sampel komet yang dibawa oleh misi Stardust NASA. Data dari misi komet dan asteroid lainnya, seperti NEAR Shoemaker, Deep Impact dan EPOXI, tetap menjadi sumber daya berharga bagi para ilmuwan yang berencana melakukan misi masa depan dan atau membuat model yang lebih akurat mengenai karakteristik komet dan asteroid.
Infographic misi pendaratan di komet 67P
Pendaratan bersejarah ini melengkapi sebuah peristiwa "sekali seumur hidup", yaitu ketika, pada bulan Oktober 2014, beberapa misi Mars dan Hubble Space Telescope menangkap gambar spektakuler komet C/2013 A1 Siding Spring melakukan pendekatan yang sangat dekat dengan Planet Merah, jauh lebih dekat daripada komet-komet lain yang dikenal telah melintasi dari Mars atau Bumi.
Tubuh kecil seperti komet dan asteroid adalah "kapsul waktu" yang berisi informasi tentang sejarah tata surya kita, membuat mereka target yang sangat menarik untuk dipelajari oleh para ilmuwan. Misi seperti Rosetta membantu kemampuan pesawat antariksa lainnya untuk lebih banyak menempatkan pendarat-pendarat (landers) ke obyek-obyek antariksa yang berada dalam jangkauan (terutama mereka yang melakukan perjalanan dekat dengan Bumi) untuk membuka kemungkinan baru bagi eksplorasi. Seiring rencana NASA ke depan untuk mengirim beberapa misi robot dan manusia selama dekade berikutnya yang akan mengumpulkan sampel dari asteroid, NASA akan membangun pesawat berdasarkan apa yang kita pelajari dari misi seperti Rosetta untuk lebih memajukan kemampuan yang dibutuhkan untuk bernavigasi di seluruh objek, memetakannya dan langsung berinteraksi dengan permukaan mereka, dan mempelajarinya secara mendalam.
Komet dan asteroid adalah puing-puing yang tersisa dari pembentukan planet-planet dan bulan-bulan. Obyek angkasa kecil ini mengorbit matahari bersama dengan semua obyek-obyek lainnya dalam tata surya. Komet terletak di Sabuk Kuiper dan Awan Oort, daerah terluar dari sistem surya. Kebanyakan asteroid terletak di sabuk antara Mars dan Jupiter. Kadang-kadang gangguan gravitasi menyebabkan komet dan asteroid mengubah jalur orbit mereka, kadang-kadang membawa mereka dekat ke sebuah planet. Sebuah objek dikatakan sebagai obyek dekat Bumi (Near Earth Object disingkat NEO) adalah obyek yang berada dalam 50 juta kilometer dari planet kita.
Kawah-kawah dampak di permukaan planet dan bulan di tata surya merupakan bukti dari sejarah panjang dampak dengan asteroid dan komet. Untuk satu miliar tahun pertama keberadaan bumi, dampak komet dan asteroid membuat permukaan bumi terlalu panas untuk memungkinkan adanya jumlah yang cukup dari molekul air dan molekul berbasis karbon untuk kehidupan. Kehidupan di Bumi dimulai pada akhir periode ini, sekitar 3,8 miliar tahun lalu.
Ilustrasi Periode Bombardemen
Dengan mengamati, melacak dan mengkarakterisasi NEOs para ilmuwan dapat mempelajari lebih lanjut tentang komposisi mereka. Penelitian lebih lanjut dari benda-benda ini bisa membantu menentukan bagaimana blok bangunan kehidupan, dan kehidupan itu sendiri, berawal di Bumi.
Asteroid dan komet yang melintas dekat dengan Bumi menjadi minat khusus bagi para ilmuwan karena mereka memegang petunjuk asal-usul kehidupan di Bumi. Benda-benda ini adalah target yang mungkin untuk misi pesawat ruang angkasa.
Tiga misi baru akan kembali dan membawa sampel asteroid ke Bumi untuk dipelajari di masa depan. Akhir tahun ini, Japan Aerospace Exploration Agency (JAXA) akan meluncurkan misi robot Hayabusa-2, yang akan mengumpulkan sampel dari asteroid 1999JU3 tahun 2018 dan membawanya ke Bumi pada tahun 2020. Misi ini dibangun berdasar warisan misi Hayabusa pertama, yang mengeksplorasi asteroid Itokawa dan kembali dengan membawa sampel ke bumi pada tahun 2010 dan menghasilkan penemuan yang luarbiasa bahwa air di bumi memang berasal dari asteroid.
Pada tahun 2016 NASA akan meluncurkan robot yang akan mengambil sampel di asteroid dan membawanya kembali, bernama Origins-Spectral Interpretation-Resource Identification-Security-Regolith Explorer (OSIRIS-Rex). Misi ini akan bertemu dengan asteroid 1999 RQ36, juga dikenal sebagai "Bennu," di tahun 2019, mengambil sampel dan membawa mereka kembali ke bumi, tiba di tahun 2023. tujuan utama untuk misi ini termasuk untuk menemukan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan dasar tentang komposisi sangat awal tata surya dan sumber bahan organik dan air yang membuat kehidupan di Bumi menjadi mungkin.
Ilustrasi OSIRIS-Rex dan Bennu
Hayabusa-2 dan OSIRIS-Rex dapat membantu NASA untuk memilih target dari misi menangkap dan mengarahkan sebuah asteroid untuk pertama kalinya. Misi NASA Asteroid Redirect Mission (ARM) di tahun 2020 ini akan membantu NASA menguji teknologi baru yang diperlukan untuk misi manusia ke Mars di masa depan. Untuk misi ARM, NASA berencana untuk meluncurkan pesawat ruang angkasa robot untuk pertemuan pertama dengan asteroid dekat Bumi. Badan ini sekarang menitik beratkan pada dua konsep apa yang akan dilakukan pesawat ruang angkasa tersebut. Pertama adalah menangkap sebuah asteroid kecil yang berukuran sekitar 5-10 meter,dengan menggunakan mekanisme tiup, dan yang kedua adalah mengambil batu yang berukuran sekitar 2- 5 meter dari asteroid yang lebih besar menggunakan lengan robot. Pesawat ruang angkasa ini akan menggunakan pendorong lembut sistem propulsi listrik tenaga surya dan medan gravitasi Bumi dan Bulan untuk mengarahkan asteroid ke orbit stabil sekitar Bulan, di mana astronot akan mengeksplorasinya di pertengahan 2020-an-, dan kemudian kembali ke Bumi dengan sampel.
Misi ARM (ilustrasi)
Para ilmuwan yang mempelajari sampel dari asteroid dan komet yang sudah ada di Bumi terus membuat penemuan yang menarik, seperti pendeteksian kemungkinan partikel antar bintang dalam sampel komet yang dibawa oleh misi Stardust NASA. Data dari misi komet dan asteroid lainnya, seperti NEAR Shoemaker, Deep Impact dan EPOXI, tetap menjadi sumber daya berharga bagi para ilmuwan yang berencana melakukan misi masa depan dan atau membuat model yang lebih akurat mengenai karakteristik komet dan asteroid.
Mengekplorasi Komet dan Asteroid
Reviewed by Terbelit Editor
on
Sabtu, November 15, 2014
Rating: