Issei Sagawa, Manusia Kanibal dari Jepang Yang Tak Pernah Diadili
Beberapa
waktu silam Indonesia dihebohkan dengan kasus kanibalisme yang
dilakukan oleh Sumanto. Sumanto pun akhirnya dijuluki sebagai manusia
kanibal dan telah dijatuhi hukuman penjara dan sempat dimasukkan dalam
Rumah Sakit Jiwa. Namun kasus kanibalisme tak hanya dilakukan oleh
Sumanto saja. Jepang juga memiliki manusia kanibal bernama Issei Sagawa.
Berikut kisahnya.
1.Latar belakang
Issei Sagawa lahir prematur pada tanggal 26 April 1949 dalam sebuah keluarga kelas menengah. Saat dewasa, Sagawa memiliki minat dan ambisi dalam bidang literatur yang akhirnya mengantarnya ke Paris untuk mendapatkan gelar PH.D-nya. Sayangnya bukan gelar PH.D yang dibawanya, melainkan titel sebagai manusia kanibal.
2.Pembunuhan sadis
Semula
berawal saat dia mengundang temannya, seorang pelajar berkebangsaan
Belanda bernama Renée Hartevelt, untuk datang ke tempatnya pada tanggal
11 Juni 1981. Sagawa (pada saat itu berusia 32 tahun) beralasan akan
membantu Hartevelt untuk menerjemahkan teks bahasa Jerman-nya. Ternyata
Sagawa bukannya membantu Hartevelt, melainkan menembaknya hingga tewas.
Tak berhenti sampai disana, Sagawa pun memakan Hartevelt hingga beberapa
hari kemudian. Belakangan diketahui jika Sagawa memang sudah
menargetkan untuk memakan Hartevelt dengan alasan untuk “menyerap
energinya” karena Hartevelt digambarkan sebagai seorang gadis cantik dan
sehat, sementara Sagawa menganggap dirinya “lemah, jelek, dan kecil”
(tingginya hanya 1,52 m).
3.Kanibal bebas
Sagawa
pun berusaha menutupi jejaknya dengan membuang sisa tubuh Hartevelt di
danau, dan saat itulah polisi setempat mengetahui perbuatannya. Saat
rumahnya digeledah, masih ada temuan sisa tubuh di dalam lemari
pendinginnya. Alih-alih dihukum, Sagawa dinyatakan gila sehingga tak
dapat mengikuti pengadilan di Prancis. Akhirnya Sagawa dipulangkan
kembali ke Jepang untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya di
pengadilan Jepang.
Entah kenapa, setelah Sagawa kembali ke Jepang, pihak yang berwenang di Prancis menolak mengirimkan segala barang bukti dengan alasan Prancis telah menutup kasus tersebut. Sagawa otomatis bebas dari segala tuduhan. Dan saat di tes kesehatan di Jepang, ternyata Sagawa dinyatakan waras dan perbuatan kanibalnya tersebut dinilai dipicu oleh “sexual perversion”.
4. Lalu bagaimana kabar Sagawa sekarang?
Saat
ini Sagawa tinggal di Tokyo dan menjadi selebritas minor di Jepang. Dia
menulis buku, menulis review restoran, menghadiri berbagai talk show
dan menceritakan detail perbuatannya pada publik. Dia kini melenggang
bebas sekalipun telah mengakui memakan manusia, dan kisahnya lalu
menginspirasi berbagai program televisi, film dokumenter, dan juga
menginspirasi lahirnya lagu “Too Much Blood” (1983) dari Rolling Stones
dan “Dinner with Renee” (2004) dari band Human Factors Lab.
Issei Sagawa lahir prematur pada tanggal 26 April 1949 dalam sebuah keluarga kelas menengah. Saat dewasa, Sagawa memiliki minat dan ambisi dalam bidang literatur yang akhirnya mengantarnya ke Paris untuk mendapatkan gelar PH.D-nya. Sayangnya bukan gelar PH.D yang dibawanya, melainkan titel sebagai manusia kanibal.
2.Pembunuhan sadis
3.Kanibal bebas
Entah kenapa, setelah Sagawa kembali ke Jepang, pihak yang berwenang di Prancis menolak mengirimkan segala barang bukti dengan alasan Prancis telah menutup kasus tersebut. Sagawa otomatis bebas dari segala tuduhan. Dan saat di tes kesehatan di Jepang, ternyata Sagawa dinyatakan waras dan perbuatan kanibalnya tersebut dinilai dipicu oleh “sexual perversion”.
4. Lalu bagaimana kabar Sagawa sekarang?
Issei Sagawa, Manusia Kanibal dari Jepang Yang Tak Pernah Diadili
Reviewed by Terbelit Editor
on
Senin, Oktober 27, 2014
Rating: